Senin, 03 Maret 2014

terimakasih

cinta tak harus memiliki, tak harus menyakiti, cintaku tak harus mati! -VidiAldiano-

itulah yang kukatakan setiap kali kau menceritakan tentang gadis itu, tentang gadis yang kau kagumi entah dari segi apanya. aku tahu dia cantik, baik, taat agama, tak pernah menggalau dan seorang pemuja pria yang satu banding dengannya. kamu tidak tahu atau tidak sadar atau mendengar setiap kata yang kukatakan? aku tidak pernah mengerti kamu sepenuhnya kalau aku tahu mungkin kamu tidak akan seperti ini padaku, bertingkah semaunya. datang dan pergi seenaknya saja. mungkin kamu tidak akan meninggalkan jejakmu selama ini. memberiku harapan-harapan palsu yang kupikir itu murni dari hati kecilmu.
bagaimana denganmu yang selalu percaya pada setiap kata yang kuucapkan?
bagaimana denganmu yang selalu yakin bahwa aku tahu kamu sedetailnya.
aku bukan ibumu! aku hanya perempuan yang sama seperti ibumu, menyayangimu sepenuh hatinya, mendarah-darah ketika rasa cemas mulai menggandrungi pikirannya. menahan tangisnya yang membendung selama kamu menyakiti perasaannya. tapi aku tidak tahu siapa kamu seperti ibumu.

apakah kamu tahu bagaimana kabarku? kapan aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja?
ingat? ah...aku lupa kamu tidak pernah mengingatku..oh bukan-bukan kamu selalu mengingatku mengingat namaku, mengingat tanggal ulang tahunku tapi tidak [ernah menanyakan kesehatanku.

terimakasih untuk segalanya, untuk tidak mencemaskanku yang tidak layak kau cemaskan seperti gadis itu.
kamu tidak perlu tahu ketika aku terdiagnosa cancer. kamu tidak perlu tahu bahwa hidupku kini sudah tidak ada harapannya lagi. seluruh tubuhku kini sudah milik dokter ahli bedah yang akan mengangkat jantungku yang masih utuh, yang kujaga walau sering kau biarkan sakit, hatiku yang kerap kali ku jaga agar diusia mudaku aku tak begitu sia-sia.
sudah diam saja, nikmati hidup kamu dengan mengirimkan kabar kecil bahwa kamu baik-baik saja dan teman-teman kita semuanya sukses.
begitupun aku, nyawaku telah siap dihadapan pintu surga. tinggal menunggu siapa yang akan membawaku diatas kendaraan terakhirku.
menunggu ayah agar sangat kuat mengikhlaskan putrinya, menunggu ibu tak mengkhawatirkan putri tak berdaya sepertiku, menunggu semuanya siap melepasku begitu saja.
selamat tinggal padamu yang telah menguatkan jantung dan hatiku dengan sapaan assalamualaikummu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar